Wejangan Kakang Mas Tarmadji Boedi Harsono, SE (Ketua Umum PSHT Pusat)
Sering saya sampaikan wong Terate nek siji musuh siji nek menang ora kondang nek kalah ngisin ngisini. Luweh becik ora. Nanging nek siji dikrubut wong telu nek menang kondang kalah umum dikeroyok wong telu. (Sering saya sampaikan, warga SH Terate kalau berkelahi satu lawan satu, jika menang tidak tersohor. Lebih baik tidak. Tapi jika satu dikerubut orang tiga, menang kesohor, kalah wajar karena dikeroyok. Maksud ungkapan Ketua Umum SH Terate ini, pelajaran beladiri di SH Terate itu hanya boleh digunakan untuk membela diri. Itu pun jika kita terpaksa dan demi membela kebenaran – pen)Ini seringkali saya sampaikan, saya ingatkan berkali-kali. Yang paling jahat ki nek wong Terate gak gawe aturan sak penake dhewe. (Yang palling jahat adalah kalau terjadi warga SH Terate tidak tahu aturan dan berbuat semaunya sendiri – pen)
Melalui media malam 1 Muharram ini, saya ingatkan. Gunakan kesempatan yang paling baik di bulan Muharram ini sing gedhe tirakate. Nek iso yo poso, nek ra iso yo ngurangi. Sedino mangan ping telu aku mangan ping pindho. Biasane aku nesu tak empet tak kurangi nesu. Sing biasane tutuk ki cerewet yo malih ora cerewet. Sing biasane aku ra bantu tonggo teparo, aku budal ngewangi tonggo teparo. (Gunakan kesempatan yang paling baik di bulan Muharram ini dengan memperbanyak tirakat. Kalau bisa berpuasa. Kalau tidak kuat puasa, mengurangi jatah makan atau mencegah hal-hal yang jelek. Jika suka marah, kurangi marahnya. Yang biasanya cerewet, mencoba tidak cerewet. Yang biasanya tidak pernah membatu tetangga, membantu tetangga – pen)
Ini saya sampaikan kalau saudara belajar dimuka ojo sok gawe susahe liyan opo alane gawe seneng liyan. ( Ini saya sampaikan, kalau saudara belajar dari ajaran filsafat yang terpasang di depan, di dinding Sasana Kridanggo, di situ tertulis ‘’ Jangan suka membuat susah orang lain, tapi berbuatlah kebajikan pada orang lain – pen). Jika kita bicara tanpa arti, mung waton omong (hanya membual – pen), lebih baik diam. Sebab diam itu emas. Tapi kalau bicaranya punya arti, lebih baik dari pada diam, itu menjadi intan berlian. Tapi kalau bicaranya kurang baik, lebih baik diam gak nambahi doso (tidak menambah dosa – pen). Jadi kalau saya tulis dimuka ini tidak sekedar tulisan (Petuah yang tertulis di dinding depan Sasana Kridanggo, Pedepokan Setia Hati Terate Pusat Madiun – pen). Ojo seneng gawe susah ing liyan opo alane gawe seneng ing liyan.(Janga suka membuat susah orang lain, apa susahnya membuat senang orang lain – pen).
SH Terate itu mendidik agar supaya hati kita itu bersih. Nek atine ki resik, disayang gusti Allah.(Jika hati kita bersih, disyang Allah - pen)
Tapi saya mengingatkan, kalau kekuatan tiap orang itu tidak sama. Yang ada saling hormat menghormati, saling sayang menyayangi dan saling bertanggungjawab. Di organisasi ini, kita punya kewajiban saling bertanggungjawab.
Melalui kegiatan kegiatan di bulan Muharram, kalau nanti ada selamatan bubur Suran, kita mengenang betapa menderitanya (tokoh panutan umat manusia – pen) dikala dulu dalam berjuang membela kebenaran. Tapi kalau saudara ketahui, selamatan bubur Suran itu sebetulnya yang paling bener, di malam 10 Muharram. 10 Muharram itulah orang terbebas dari segala marabahaya. Itulah kenapa biasanya disuatu pondok pesantren, tempat-tempat lain, biasa disambut dengan doa doa, bersyukur dan mengirim doa pada syuhada.
Saya mengingatkan pada saudara saya, dengan mengadakan kegiatan ini, SH Terate punya satu tujuan. Tujuannya cukup mulia. Bukan untuk Terate. Bukan. Tapi untuk orang yang bergabung di Terate ini. Diajak, dididik, diarahkan, tanpa mbayar ibarate. Karena pelatih itu tidak dibayar. Di aturan gak ada. Tapi kalau ada pelatih njaluk (minta – pen) itu urusan pribadi pelatih, bukan organisasi.
Kita dididik untuk menjadi manusia yang punya watak sifat budi luhur, yang mengenal diri sendiri sebaik baiknya, agar kita tidak sulit mengenal orang lain. Ini mengandung makna orang itu nek wis ndelok awake dewe jebule aku ki enek sing kurang to. Nek ngono dulurku kiwo tengen, boloku yo duwe kekurangan.(Manusia itu kalau instropeksi, melihat ke dalam diri sendiri, akan menyadari kekurangan dan kelemahannya. Kalau begitu, saudaraku, teman-teman dekat, ya punya kekurangan – pen). Maka kita tidak terseret arus. Menyadari kita punya kekurangan, akhirnya kita tidak mudah ngelokne uwong, ngenyek uwong, menghina orang, itu tidak. Yang ada adalah opo alane awake dewe ki nyenengke liyan.(Apa jeleknya diri kita ini menyenangkan orang lain – pen). SH Terate mendidik ini.
SH Terate Tidak Perlu Kaya
Saya tidak ingin SH Terate itu kaya, tidak. Tapi saya minta, saya mohon pada Allah SWT sing sugih ki dulur dulur ku iki. Nek keluarga besar SH Terate ki sugih aku katot sugih, katot nikmat. SH Terate katot. Tapi nek organisasine sing sugih, iku mesti lirik-lirikan, eker-ekeran, mbuntut-mbuntute saling ngrasani sakbedadok ( yang diberi kekayaan itu saudara saya. Jika Keluarga Besar SH Terate kaya, saya ikut kaya, ikut menikmati. SH Terate juga ikut menikmati. Tapi kalau organisasinya yang kaya, anggota bisa salling melirik, saling berebut, ujung-ujungnya saling memfitnah – pen). Saya seneng saudara saya kaya. Tapi saya nangis kalau ada saudara saya menderita.
Bagaimana SH Terate dalam membangun persaudaraan yang kekal dan abadi ini tidak dikotori ulah oknum-oknum yang tak bertanggungjawab. Wis to nek iso guyub rukun mbangun deso, gak enek ceritane wong SH Terate nek endi gone gak dihormati uwong. Rasah duduhne pameran tukang gelut, wong SH Terate disiplin dididik. mBok wis tuwo to sak saya, la nek kowe tatak tak entengi patiku. (Jika warga SH Terate rukun, membangun desanya, tidak ada ceritanya orang SH Terate, kapan dan di mana pun tempatnya, tidak dihormati orang lain. Tidak usah sombong dan pamer kekuatan serta suka berkelahi, orang SH Terate dididik disiplin. Meski setua saya ini, jika kamu tatak, saya ringankan kematian saya).
Tapi nek mung gawe gegeran emoh aku (Tapi jika hanya membuat geger, membuat ulah, meresahkan masyarakat, saya tidak mau-pen). Saya ajak mereka untuk membangun, bukan untuk merusak. Jadi saya mohon saudara sekaliyan menghormati betul makna bulan Muharram. Karena kita ini napak tilas, ora gawe mas (tidak membuat – pen). SH Terate ngenekne (melaksanakan – pen) kegiatan dibulan Muharram dengan satu harapan mendapatkan kelebihan. Kalau orang lain mengatakan mendapat mukjizat dari Tuhan Yang Maha Esa.
Sadar nggak sadar kita ini nempil kamukten (pinjam martabat –pen) di Terate. Orang takut dengan saya bukan takut dengan Tarmaji tapi takut nek aku ki wongTerate bolone akeh (kalau saya ini warga SH Terate, saudaraku banyak – pen). Tapi ini jangan dipakai untuk arogansi, jangan. Tugas kewajiban kita menjaga agar supaya orang lain gak sak penake dhewe (tidak memperlakukan kita sekehendak hatinya – pen).
Kemudian kita dituntut untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Wong ki nek cedek pemimpin ki rasane nikmat mas. Saya cedek mas Bagyo, gek mas Bagyo ki wong SH Terate, enek kegiatan budaya wis tak jupuk SH terate, alhamdulillah. (Orang itu kalau dekat pemimpin rasanya nikmat. Saya dekat dengan Mas Bagyo, Drs, Subagyo TA – Kadin Perdagangan, Industri dan Periwisata Kota Madiun, dan Mas Bagyo itu warga SH Terate, ada kegiatan budya, yang diambil ya SH Terate, alhamdulillah – pen). Saya seneng. Kalau tidak, bukan SH Terate yang diambil. Ibaratnya begitu.
Makna Uang Mahar
Banyak keuntungan kita bergabung di SH Terate ini. Rugi berapa sih rugi. Bayar berapa sih yang dibayar. Di Terate itu nggak ada iuran. Malah di pusat ndak pernah narik. Kalau para calon warga mau menjadi Terate memang punya kewajiban. Namanya mas kawin dinamakan uang mahar. Nebus jul siji bayarane siji uang logam. Mengapa milih jul siji, biar kita menjadi orang yang tertinggi. Kemudian membayar uang pangkal jadi keluarga SH Terate. Itu kewajiban dimanapun seumur hidup ya hanya sekali itu.
Ini yang perlu dipahami semua pihak. Kalau mau iuran itu di jajaran cabang, di jajaran ranting, ya silakan saja. Saya tutup mata. Sepanjang tidak ribut.
Untuk itulah, saudara sekalian yang saya hormati, saya juga tidak panjang lebar, saya hanya mengingatkan. Sekali lagi saya ingatkan. Resapi dulu, hayati dulu bulan Muharram itu ada apa sih. Kok SH Terate ngambil itu. Tapi kenyataannya SH Terate mengambil bulan Muharram SH Terate berkembang terus. Nggak perlu diperintah, ndak perlu dibuat tapi berkembang secara alami karena SH Terate mempunyai prinsip wong nandur ngunduh, siapa berbuat dia bertanggungjawab. Siapa mulai dialah yang akan mengakhiri. Mulai baik dia akan menerima baik. Mulai jelek dia akan menerima kejelekan.
Dan saya mengingatkan sing gedhe tirakate. Kalau kamu nggak tirakat jangan harap dihari kemudian kamu akan bahagia. Kalau orang muda masih muda nggak mau sekolah, nggak mau belajar, di hari kemudian dia akan tercampak dipinggir menjadi orang yang minta-minta. Orang muda juga harus belajar. Tapi kalau orang sekolah jagakne dukun, jagakne kerpekan (mengandalkan dukun, mengandalkan kerpekan, jiplakan – pen) gak akan bisa berhasil dengan baik. Itu sudah hukum alam yang gak bisa dirubah-rubah.
6 komentar:
Ajarannya sangat bermakna bagi kita2 yang sudah menjadi Warga Persaudaraan Setia Heti Terate.Semoga penbinaan beliau dapat kita semua tiru untuk kehidupan kita maupun Organisasi Amin.
Aamiin yra
Semoga kita bisa mengikuti jejaknya amin ya Allah...
Ini benar benar penyampaian dari mas tarmaji beberapa di buku kusus ada di dalam nya dan wejangan di youtube suara asli mas tarmaji juga barakallah mas tarmadji walau saya belum pernah ketemu langsung dan tidak akan pernah secara dohir alhamdulilah namun beruntung bisa ketemu di dalam mimpi. Itu salah satu kebanggaan saya insyaallah direstui dalam mengembangkan psht walau saya ini manusia yang masih banyak salahnya
Aamiin
masyaAllah, alfatihah kagem beliau 🤲🏼🤲🏼
Posting Komentar